Kontroversi Kencan dalam Dunia K-Pop: Kecaman Penggemar terhadap Bintang Karina
Sebuah kontroversi meledak di dunia K-Pop ketika bintangnya, Karina, dituduh “mengkhianati” penggemar karena menjalin hubungan dengan seorang aktor Korea Selatan. Dihujat secara brutal di dunia maya dan dunia nyata, Karina akhirnya mengeluarkan permohonan maaf yang mengharukan dalam bentuk tulisan tangan. Namun, masalah ini mencerminkan penderitaan banyak bintang K-Pop sebelumnya, seperti almarhum penyanyi Sulli, yang meratapi kontrol perilaku yang ketat dan standar yang tak masuk akal, sembari perusahaan rekaman berusaha menjual idola sempurna kepada penggemar.
Penggemar Karina mengklaim bahwa “pacaran” telah menghancurkan karirnya, dengan salah satu pengagumnya yang paling marah bahkan mengirimkan truk dengan papan reklame elektronik kepada agensinya dengan pesan ancaman. Serangan-serangan ini membuat Karina, sebagai anggota grup Aespa, akhirnya memposting catatan tertulis untuk “menyampaikan permohonan maaf yang tulus kepada para penggemar”.
Para ahli menyebutkan bahwa “persona idola diharapkan untuk tersedia secara romantis”, sementara bagian dari strategi bisnis di industri K-Pop adalah mempertahankan citra kemurnian dan kesucian. Namun, para bintang muda K-Pop terkadang merasa terjebak dalam tekanan yang tak terlalu manusiawi ini.
Sejarah panjang industri K-Pop telah menunjukkan bagaimana kencan pernah dianggap sebagai pelanggaran serius bagi bintang muda, meskipun harapan ini telah sedikit mereda seiring berjalannya waktu. Namun, untuk para bintang yang masih baru dan berjuang di industri yang kompetitif, seperti Karina, berkencan masih dianggap sebagai risiko besar yang dapat mengancam popularitas mereka.
Dalam dunia K-Pop yang penuh dengan fans super berdedikasi, pandangan bahwa idola mereka harus memenuhi standar profesional yang tinggi bahkan hingga kehidupan pribadi mereka masih berlaku, terutama bagi bintang perempuan muda.
Di balik sorotan panggung dan sorotan kamera, banyak idola K-Pop mengakui bahwa hidup mereka dalam industri ini bisa sangat keras dan terkadang menyiksa. Namun, bagi mereka, pesan yang terus menerus diulang-ulang adalah: “Kamu adalah produk. Kamu harus ada sebagai produk yang terbaik, berkualitas tinggi bagi publik.”
